PEREMPUAN
(Alyn
Zein Daud, Siswa SMP Negeri 5 Gorontalo)
Terdengar suara seseorang yang membuka jendela kamar.
Cahaya matahari langsung menyinari matanya. Seorang anak bernama Rehan
dibangunkan oleh ibunya. Menyuruhnya untuk mandi dan sarapan bersama. Rehan pun
mengikuti apa yang ibunya suruh padanya.
Di meja terlihat ayahnya yang sudah menyantap makanan
labih dulu. Rehan tidak terlalu mempermasalahkannya. Rehan pun juga segera
makan tanpa berkata apapun kepada kedua orang tuanya. Tidak ada satupun dari
mereka mengeluarkan kata-kata.
Selesai makan, mereka pergi berangkat bersama-sama.
Mereka menuju jalan yang berbeda. Ibunya pergi ke kantor polisi, ayahnya pergi
ke kantor, dan Rehan pergi ke sekolah. Ibu dan ayahnya sama-sama pergi bekerja.
Jadi Rehan pulang dari sekolah, kedua orang tuanya tidak berada di rumah. Rehan
juga adalah murid pendiam di kelasnya. Ia juga tidak punya banyak teman untuk
diajak bercerita.
Suatu hari, terjadi permasalahan antara kedua orang
tuanya. Rehan melihat ayahnya melakukan kekerasan kepada ibunya. Ibunya hanya
terdiam dan menangis. Rehan tidak tau masalah apa yang sedang terjadi. Ia ingin
melindungi ibunya. Tapi ternyata ibu dan ayahnya mengetahui bahwa sedari tadi
ia melihat kekerasan itu.
“ini tidak seperti yang kamu lihat, nak. Ibu tadi
tidak sengaja menjatuhkan gelas. Karena ayah melihat ibu begitu ceroboh, ayah
langsung memperingati ibu agar tidak melakukan itu lagi”
“Lalu, mengapa ibu menangis?”
“Oh itu, tadi bu membaca buku tentang kisah yang
sangat menyedihkan, jadi ibu menangis. Kamu tidur saja dulu, kan besok
sekolah.”
“Iya, bu”
Rehan masuk ke kamarnya. Ia masih
tidak yakin kalau yang dibilang ibunya itu benar. Di usianya yang masih 6 tahun
seperti ini mungkin masih belum bisa
mengerti hal-hal seperti itu.
Ditengah ia memikirkan hal itu,
ibunya masuk ke kamarnya dan berusaha untuk membuat Rehan agar tidak terlalu
memikirkannya.
“kenapa kamu belum tidur, kan tadi ibu sudah bilang
jangan terlalu memikirkannya, ibu dangan ayah masih sama kayak dulu tidak ada
yang berubah. Sudahlah, ibu akan menyanyikan lagu untukmu, tapi kamu nanti kamu
tidur ya”
“Tapi, bu?”
“sudah!”
“Iya, bu”
Rehan takut ibunya
marah padanya, jadi ia langsung mengiyakan perkataan ibunya.
Hari demi hari berlalu, kekersan sering terjadi hingga
menjadi perceraian. Ibunya meninggalkannya bersama ayahnya. Ibunya tidak bisa
berbuat apa-apa karena ayahnya menyuruh ibunya untuk meninggalkan putra mereka
itu. ibunya tidak berpikir negative karena ayahnya tidak pernah memukulinya.
Ibunya pun pergi tanpa berkata satu katapun kepada Rehan. Dalam hati Rehan ada
rasa sedih dan marah kepadanya ibunya. Ia berpikir ibunya sengaja
meninggalkannya bersama ayahnya.
Kedinginan malam kini menyelimuti Rehan. Kehangatan
yang selalu ia rasakan kini telah meninggalkannya. Kebencian terhadap ibunya
pun mulai menguasai hatinya. Ayahnya sudah mulai memanas-manaskannya. Tapi
dalam hati kecilnya, ia masih menginginkan keajaiban yang terjadi
untuk mempertemukannya. Hati kecilnya itulah yang membuatnya mencari tau
kenapa ibunya meninggalkannya.
Rehan pergi ke rumah kakeknya
“Assalamualaikum, kek”
“Wa’alaikum salam, eh Rehan, ayo masuk nak”
“Iya, kek”
Kakeknya memberi secangkir the panas kepadanya.
“kamu kenapa mala-malam begini datang ke rumah kake.
Ayah kamu tau, kalau kamu kemari?”
“Tidak,kek. Ayahku tidak tau aku kemari”
“Lalu kenapa kamu kemari?”
“Aku mau tanya tetang ibu, kek”
“Ooh ibu kamu pergi bekerja ke luar daerah”
“Lalu, kapan ibu pulang yah, kek?”
“Mungkin sebulan lagi ibu kamu pulang”
Ditengah itu, terdengar seseorang mengetuk pintu
dengan keras. Setelah dibukakan pintu, ternyata itu adalah ayah Rehan. Ayahnya
langsung menarik tangan Rehan.
“Kamu tidak bisa berbuat seperti itu kepada anakmu.
Kasihan dia.”
“Ini bukan urusan ayah! Sekarang ayah sudah tidak
punya hubungan lagi dengan anakku!”
“Ayah, Rehan masih mau di rumah kakek”
“Sudah, ayo pulang!!”
Sesampainya di rumah, Rehan dimarahi ayahnya. Ayahnya
mencoba meyakinkannya kalau kakeknya itu sama dengan ibunya. Rehan mencoba
untuk meyakini hatinya agar tidak terpengaruh lagi dengan perkataan ayahnya.
Dan sejak hari itu, setiap ayahnya membawa ia pulang
dari sekolah, ayahnya selalu mengunci pintu rumahnya. Lalu, ketika Rehan harus
kesekolah barulah pintunya dibuka. Dan begitu seterusnya.
Sebulan pun telah berlalu, ia ingat kata kakeknya. Ia
pun mencari cara untuk keluar dari rumah. Ia keluar kamar dari jendela kamarnya
dan segera menutupnya kembali. Karena ayahnya tidak ada dirumah, jadi ia lebih
mudah untuk keluar.
Ia pun pergi ke rumah kakeknya lagi. Ia pun sampai
dirumah kakeknya. Namun, rumah kakeknya tidak orang sama sekali. Ia mencoba
untuk mengetuk pintu, tapi tetap tidak ada suara. Ia teringat lagi dengan
perkataan ayahnya. Tapi ia tetap mencoba berpikir positif. Ia pun pulang ke
rumah dengan rasa sedih.
Tetapi, pada
saat ia sampai kerumahnya, ia melihat ayahnya diantar oleh temannya dan sedang
dalam keadaan kurang sadar. Ia tidak tau apa yang ayahnya laukuan, tapi dalam
keadaan ayahnya seperti itu, ia mendapat kesempatan untuk masuk. Ia membiarkan
ayahnya masuk kerumah terlebih dahulu, barulah dia masuk dan segera pergi
kekamarnya. Ia bersyukur karena ayahnya tidak mengetahui bahwa dia tadi pergi
kerumah kakeknya.
Pagi harinya, Rehan terbangun karena ayahnya
meneriakinya. Ia tidak tau mengapa ayahnya memanggilnya. Tanpa berpikir
apa-apa, Rehan langsung pergi kepada ayahnya.
“kenapa, yah?”
“kamu kemarin dari mana?”
Rehan bingung , kenapa ayahnya tau tentang itu.
“Ti.. tidak yah, ayahkan mengunci Rehan dirumah “
“kamu bohong sama ayah. Tadi teman ayah menelpon, dia
bilang pada saat ayah masuk, kamu mengikuti ayah masuk. Seolah kamu menghindar
agar ayah tidak melihatmu. Kamu kemarin pergi kemana?”
“Rehan kemarin pergi kerumah kakek, yah”
“ya ampun, ayahkan sudah bilang sama kamu, jangan
pergi kesana lagi!”
‘ma…maaf yah”
Karena ayahnya sudah mengetahuinya
lagi, kini ayahnya sudah sering menyiksanya. Setiap ayahnya pulang , Reha
selalu melihat keadaan ayahnyya dalam keadaan mabuk. Dari sejak itu juga
ayahnya mulai mudah marah. Walaupun Rehan hanya tidak sengaja menjatuhkan
gelas, ayahnya langsung marah dan memukulinya, kini masa kecil Rehan ia lalui
dengan siksaan.
Siksaan demi siksaan ia jalani,
hingga pada saat ia remaja. Kini ayahnya sudah terlihat seperti kakek-kakek.
Dan ayahnya pun meninggal karena terlalu banyak meminum alcohol. Kini Rehan
sudah bebas. Tetapi, ia tidak menahan emosinya. Setiap ada orang yang ia benci,
ia akan langsung membunuhnya.
Suatau hari di kampusnya, ia bertemu
dengan teman perempuannya yang sudah lama ia suka. Rehan pun menyatakan isi
hatinya kepada perempuan itu, tapi ia ditolak. Teman perempuannya itu lebih
memilih pria lain yang lebih kaya darinya. Ia merasa patah hati, karena marah
ia pun merencanakan pembunuhan untuk perempuan dan pria itu.
Sepulangnya dari kampus, Rehan mulai membuat rencana.
Ia mengambil kesempatan saat perempuan itu sendiri. Tapi rencananya gagal,
karen aperempuan itu pulang dengan pria yang ia suka. Tanpa berpikir panjang,
ia segera mengikuti mereka. Tak lama kemudian, mobil yang dinaiki mereka
berhenti. Perempuan itu pun turun sambil melambaikan tangan kepada pria yang
didalam itu. Rehan pun tidak melewatkan kesempatan itu, belum juga perempuan
itu membuka pintu Rehan langsung menutup hidung dan mulut perempuan itu hingga
ia pingsan. Rehan segera membawa perempuan itu masuk ke mobilnya.
Ia membawa perempuan itu kerumahnya.
Rehan menyembunyikan perempuan itu di gudang belakang rumahnya. Perempuan itu
pun tersadar dalam keadaan sedang terikat di kursi.
“mengapa kamu melakukan ini?”
“kamu sendiri yang memancingku untuk
melakukan ini”
Setelah itu , Rehan pun segera
menutup pintu denga keras. Keesokkan paginya dikampus, Reha bingung dengan
keadaan kampus yang begitu ramai. Emangnya ada apa sih?
“ ini kenapa ramai begini, tanya
Rehan kepada teman disampingnya”
“ itu lho orang tuanya Indri datang,
katanya dari kemarin dia gak pulang-pulang, jadi orang tuanya datang buat
lapor”
“terus kenapa tuh cowok ada disitu,
dia kan gak sekelas sama kita?”
“ohh kata teman-temanya si Indri
terakhir dia pulang bareng tuh cowok, jadi dia yang tersangkanya, yaah
begitulah”
Ditengah itu,
terdengar suara dari ibu si Indri.
“pokoknya dia harus dimasukin
kepenjara, dia pasti udah bunuh anakku, kata ibunya sambil menunjuk kea rah
cowok itu”
“bukan saya pelakunya, saya gaj tau
apa-apa tentang itu”
“kamu bohong, buktinya anak saya
hilang entah kemana, dan terakhir anak saya barengan sama kamu”
“sudah-sudah,
kalau kamu tidak mau mengaku, bapak akan melaporkanmu ke polisi” kata pak guru
“bu…bukan
saya pak, saya tidak melakukan itu.”
“Bapak
sudah tidak bisa membelamu, kamu bilang saja semua itu di pengadilan nanti”
Tak
lama kemudian, pak polisi sudah datang dan segera menangkap cowok itu. Rehan
yang melihat itu pun senang, karena ia
tidak perlu membunuh pria itu.
Rehan pun pulang dengan senangdan menghampiri si Indri
yang sudah duduk kelelahan.
“ini, aku bawakan kamu makanan, kamu pasti sangat
kelaparan. Oh iya, kamu tau kan pria yang lebih kamu pilih itu dari pada kau,
dia masuk ke penjara. Aku sangat senang, karena itu aku sangat baik hati sama
kamu.”
“gak mungkin dia masuk penjara”
“kamu masih gak percaya, tidak apa”
“kamu pasti sudah merencanakannya kan?”
“ tidak sama sekali, karena yang melakukan itu adalah
ibumu, yaa ibumu. Saking ia terlalu sayang sama kamu jadi ia sudah tidak
terlalu berpikir, makanya ibumu langsung saja memasukkan pacar kamu itu ke
penjara”
“gak mungkin ibuku”
“sudahlah, aku sudah Lelah, aku ingin itudr”
“oh iya, kamu pasti sangat kesepian, karena kamu gak
punya teman kan. Tenangsaja kau akan segera mencari sasaran selanjutnya”
“kenapa kamu sangata kejam begini”
“aku kan mau cari teman untukmu, supaya kamu gak
sendirian lagi” Rehan pun segara keluar.
Rehan
mulai mencari gadis untuk dijadikan korban. Rehan mencari korbannya ditempat
yang sangat sepi. Ia akan mengambil kesempatan saat gadis yang menjadi
korbannya pergi ke tempat sepi dan jalan sendirian.
Suatu hari, pada saat ia pulang dari
kampus. Ia mulai mencari sasarannya. Karena hari itu sudah malam, jadi
kemungkinan Lorong-lorong sangat sepi. Rehan pun mendapat sasarannya dilorong
itu. ia segera membawa gadis itu. sesampainya ia digudang itu, ia segera
menyapa indri.
“aku membawa teman untukmu, aku akan
mencari lebih banyak lagi. Oh iya, kamu lapar ya, nanti ya, aku bawakan
makanan, sekalian sama teman barumu.” Rehan pun keluar.
Semakin hari, semakin banyak gadis
yang jadi korbannya, beritanya pun sudah mulai di edarkan di tv. Ada seorang
wanita polisi yang melihat berita itu. ia pun segera memberi tahu kepada teman
polisinya.
“saya tadi melihat berita tentang
kasus hilangnya gadis di malam hari, bagaimana jika kita menjebak pelaku itu”
kata wanita itu dengan teman-temannya.
“ia, saya juga tadi lihat. Tapi,
kamu yakin mau melakukan itu, itu kan bahaya” kata temannya.
“iya, yakin”
“baiklah, jika kamu mau, kita buat
dulu rencananya” kata teman satunya. Mereka pun berdiskusi tentang itu.
Keesokkan malamnya, wanita itu
beserta teman polisinya langsung menjalankan rencana mereka. Wanita itu
berjalan didepan Rehan. Rehan tidak tau bahwa itu adalah jebakan. Rehan pun
segera menangkap wanita itu. wanita itupun berpura-pura meminta tolong. Rehan
langsung melepaskan wanita itu dan langsung terdiam. Polisi pun langsung
menangkap Rehan yang sedang terdiam itu. Dalam hati perempuan itu
bertanya-tanya, ia sangat bingung. Wanita itu pun langsung ikut dengan temannya
ke kantor polisi. Sesampainya dikantor, wanita itu diberika izin untuk bertanya
kepada Rehan.
“mengapa kamu tadi tidak langsung
membawa saya, apa ada anggota dari polisi yang kamu liohat, atau apa?, tolong
jelaskan kepada saya alasannya”
“waktu kecil dulu, aku sering
berharap akan ada keajaiban yang terjadi padaku. Dan itu sekarang telah
terjadi”
“A…apa maksudmu, saya tidak
mengerti”
“Anda adalah ibuku, yang waktu kecil
dulu meninggalkanku. Aku masih ada harapan untuk bertemu dengan ibu. Tapi pada
saat aku pergi ke rumah kakek, kakek bilang kalau ibu tidak ada, lalu aku
datang lagi kedua kalinya, dan ternyata dirumah itu sudah tidak ada orang lagi.
Mulai dari hari itu, aku mulai membenci ibu. Ibu bahkan tidak ada kesempatan untuk
menjengukku. Aku sangat tersiksa. Ayah selalu menekanku, ayah selalu
menyiksaku.”
“maafkan ibu nak”
“kenapa hari itu ibu meninggalkanku
bu, kenapa?”
“ibu mau cerita sama kamu,
sebenarnya kamu itu bukan anak kandung ibu.”
“tidak mungkin”
“waktu kecil dulu, kamu mendengar
pembicaraan ibu dan ayah. Kamu pun lari dan berniat untuk keluar dari rumah dan
mau mencari orang tua kandung kamu. Ibu dan ayah pun segera mengikuti kamu.
Pada saat itu kamu kecelakaan dan mengalami amnesia. Ayah dan ibu merasa cemas
dengan keadaan kamu. Kami juga merasa lega karena kamu Kembali lagi dengan
kami. Ibu meninggalkanmu karena ayah kamu mengamncam ibu. Jika ibu membawa
kamu, ayah akan membawa orang tua kandung kamu ke kamu dan memberitahukan
semuanya. Ibupun langsung pergi, pada saat pertama kamu pergi ke rumah kakek,
ayah kamu mengetahuinya dan memberikan ancaman lagi kepada kakek, kakek pun
memberitahu kepada ibu. Kakek pun menjual rumah itu dan tinggal bersama ibu.
Ibupun Kembali ke sini lagi untuk menjalankan tugas. Tapi ternyata ibu yang
menjebak kamu” tangis ibunya pun pecah saat itu.
Rehan
terdiam ia bingung dengan keadaannya sekarang. Ia pun langsung dimasukkan ke
penjara. Semua gadis yang ia sembunyikan segera dibebaskan. Pacarnya Indri pun
dikeluarkan karena pelaku aslinya sudah ditangkap. Kini Rehan harus
menghabiskan hidupnya di penjara.
***
0 comments:
Posting Komentar