Jumat, 29 Oktober 2021

OPSI IPS 2019

 

SAMPAH TIKET PULANG SEKOLAH

 

FANCA  AFIRILYA SUDARMANTO

SMP NEGERI 5 GORONTALO

JALAN SULTAN HASANUDIN NO. 22 KEL. BIAWAO KEC. KOTA SELATAN KOTA GORONTALO

PROVINSI GORONTALO TAHUN 2019

 

ABSTRAK

Masalah sampah sudah sering terjadi dimana-mana. Sampah juga merupakan masalah Hampir seluruh  negara di dunia. Bukan hanya dinegara-negara berkembang saja, sampah juga menjadi masalah utama bagi negara-negara maju. Ada begitu banyak sampah bertebaran di mana-mana, salah satunya di sekolah. Masalah sampah di sekolah juga menjadi masalah yang utama. Salah satunya di SMP Negeri 5 Gorontalo. Banyak siswa yang membuang sampah sembarangan walaupun sudah disediakan tempat sampah yang cukup dilingkungan smp negeri 5 gorontalo.

Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan solusi dalam mengatasi permasalahan sampah yang ada dilingkungan sekolah SMP Negeri 5 Gorontalo dengan kegiatan BASAPU. Desain penelitian ini adalah deskriptif yaitu menggambarkan apa yang dilihat melalui panca indra dan apa yang dibaca baik dari definisi, penelitian, dan lain-lain. Dengan analisis untuk mencari hubungan hal yang satu dengan yang lain. Penelitian ini dilaksanakan tanggal 24 Mei sampai 17 Juni 2019 bertempat di SMP Negeri 5 Gorontalo.

Setelah melakukan penelitian ini penulis mendapatkan hasil bahwa pelaksanaa BASAPU membawa hasil yang baik karena dengan adanya  program basapu ini sampah-sampah yang tadinya berserakkan dimana-mana sekarang sudah teratasi.

Kata kunci: Siswa, Sekolah, Sampah

 *

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah adalah salah satu jenis biomassa yang ketersediannya dari hari ke hari cukup melimpah, (Wati, dkk, 2015:1), Sampah juga dapat didefinisikan sebagai buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak berguna atau tidak dibutuhkan lagi. Berdasarkan sifatnya sampah terbagi atas 2 macam yaitu sampah organik dan sampah anorganik, sampah organik adalah sampah yang dapat diurai (degradable), yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah anorganik adalah sampah yang tidak terurai (undegradable), yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti barang plastik, kertas, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. (Wati, dkk, 2015:3). Sampah merupakan masalah yang sering dihadapi hampir seluruh negara di dunia. Bukan hanya di negara-negara berkembang tetapi juga di negara-negara maju.menurut sumbernya sampah terbagi atas beberapa maacam yaitu sampah alam,sampah manusia, sampah konsumsi, sampah nuklir, sampah industri, dan sampah pertambangan.

Secara umum sampah sendiri memiliki efek atau dampak bagi makhluk hidup anatara lain:

a)    pencemaran lingkungan, sampah dari berbagai sumber dapat mencemari lingungan baik lingkungan darat, ataupun perairan.

b)    Penyebab penyakit, sampah yang menumpuk akan menimbulkan banyak penyakit

c)    Penyumbatan saluran air dan banjir, sampah jalanan dan rumah tangga sering bertaburan dan jika hujan turun akan terbawa ke sungai, akibatnya sungai tersumbat dan menimbulkan banjir.

d)    Dapat menyebabkan polusi udara

Semua tempat harus bebas dari sampah agar lingkungan menjadi bersih dan sehat serta memiliki kualitas udara yang lebih baik, jika lingkungan bebas sampah dan bersih maka akan terhindar dari dampak-dampak bahaya dari sampah.

Khususnya di sekolah, di sekolah sampah banyak bertebaran di mana-mana, di halaman, bahkan di laci-laci siswa. Sampah di sekolah disebabkan oleh aktivitas siswa maupun guru. Sampah di sekolah dapat menyebabkan lingkungan sekolah menjadi kotor dan tidak menutup kemungkinan sampah juga menimbulkan penyakit. Lingkungan sekolah yang kotor juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa karena lingkungan yang kotor akan membuat siswa menjadi tidak nyaman untuk belajar. Jenis sampah yang dihasilkan di sekolah biasanya berupa sampah plastik bekas jajanan siswa.

Banyak siswa SMP Negeri 5 yang tidak peduli akan lingkungan kebersihan. Mereka masih saja membuang sampah sembarangan padahal telah disediakan tempat sampah. Mereka tidak mempunyai kesadaran dalam membuang sampah. Kedisiplinan dan kepatuhan dalam membuang sampah di sekolah sudah tidak dilaksanakan lagi oleh para siswa. Bahkan hukuman bagi siswa yang membuang sampah sembarangan pun sudah tidak mampu membuat siswa sadar.

1.1   Rumusan masalah

ü  Apakah basapu bisa mengatasi sampah di lingkungan SMP Negeri 5 Gorontalo?

1.2   Tujuan penelitian

ü  Untuk mengatasi sampah yang ada dilingkungan SMP Negeri 5 Gorontalo dengan basapu

1.3   Manfaat penelitian

ü  Agar siswa lebih menjaga dan peduli akan lingkungan

ü  Agar sekolah menjadi bersih  dan bebas sampah

ü  Pemulung mendapatkan penghasilan dari

 **

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam dalam karya ilmiah ini adalah jenis deskriptif yaitu menggambarkan apa yang dilihat melalui panca indera dan apa yang dibaca baik dari definisi, penelitian dan lain-lain. Dengan analisis untuk mencari hubungan hal yang satu dengan yang lain.

2.2 Tempat dan waktu penelitian

Tempat : SMP Negeri 5 Gorontalo

Waktu   : 24 Mei sampai 13 Juni 2019

2.3 Teknik pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik observasi. Yang mana penulis mengamati keadaan lingkungan sekolah sebelum dan sesudah pelaksanaan basapu.

                                                                    ***

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Basapu adalah kependekan dari bawa sampah pulang. Basapu digunakan untuk mengatasi siswa membuang sampah  sembarangan di lingkungan sekolah, dengan cara sebelum pulang sekolah siswa-siswa diminta dan wajib untuk membawa sampah. Setelah diteliti saat siswa membeli jajanan, bekas dari jajanan itu mereka simpan dan akan dibawa pulang nanti. Ada juga siswa yang berbondong-bondong mengumpul sampah yang berserahkan dihalaman. Mereka akan mengumpul dari sampahyang besar seperti plastik bekas jajanan sampai dengan sampah yang paling kecil sekalipun. Karena jika mereka tidak membawa sampah satupun ditangan mereka guru tidak akan mengizinkan mereka untuk pulang.

Setelah dikumpul mereka akan berantrian untuk membawa sampah itu. Saat berantrian untuk pulang kelas yang paling dulu untuk berantrian adalah kelas VIII dan kelas IX, lalu disusul oleh kelas VII karena kelas VII pulang pada pukul 15.00 WITA, sementara kelas VIII dan IX pulang pada pukul 14.30 WITA. Saat mereka berantrian untuk pulang guru akan menunggu di depan gerbang dan mengecek sampah yang mereka bawa. Biasanya Sampah yang mereka bawa minimal 10 sampah, jenis sampah yang dibawa mereka pun  beragam mulai dari bekas gelas/botol air mineral, plastik jajanan dan lain-lain. saat mereka berantrian guru akan menunggu di depan gerbang. Setelah sampah yang dibawa siswa, dibuang ketempat sampah dan akan diurutkan sesuai jenis sampah yaitu sampah organik dan sampah anorganik.

Untuk mengatasi sampah yang telah terkumpul tadi sekolah bekerja sama dengan pemulung. Jadi, hasil dari  sampah yang sudah terkumpul akan diberikan kepada pemulung dan pemulung akan datang untuk mengambil sampah yang terkumpul itu tadi. dari sampah yang terkumpul itu pula pemulung akan mendapatkan penghasilan.



Gambar sebelum proses pelaksanaan basapu








Gambar pada proses pelaksanaan basapu

3.2 Pembahasan

Setelah melakukan penelitian ini penulis mendapatkan hasil bahwa dengan adanya pelaksanaan BASAPU ini bisa membantu sekolah dalam mengatasi sampah-sampah, Karena terbukti dengan adanya program ini sampah-sampah yang tadinya berserakan di mana-mana sekarang sudah teratasi. Bukan hanya dapat membantu sekolah penelitian ini juga membantu para pemulung, karena dari sampah tersebut pemulung bisa mendapatkan penghasilan.

              



 

      Gambar setelah proses BASAPU

 ****

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1  Simpulan

Dari penelitian ini penulis mendapatkan kesimpulan bahwa:

ü  Dengan program Basapu ini bisa membantu dalam mengatasi sampah yang ada di lingkungan SMP Negeri 5 Gorontalo

ü  Dengan adanya program ini bisa membantu para pemulung mendapatkan penghasilan.

4.2  Saran

Setelah melakukan penelitian ini penulis ingin memberikan beberapa saran kepada pembaca, yaitu:

ü  Setelah membaca ini tidak akan ada lagi yang berserakkan dimana-mana

ü  Setelah penelitian ini juga, semoga para pembaca lebih dapat memperhatikan lingkungan sekitar dengan cara membuang sampah pada tempatnya.

 *****

DAFTAR PUSTAKA

Hermawati,  wati, dkk. 2015. Pengolahan dan pemanfaatam sampah diperkotaan. Yogyakarta : plantaxin.

OPSI Teknologi dan Rekayasa 2019

 

KEBUNKU JERIGEN BEKAS


NAYLA SAFITRI BADJEBER
LILIANA ABDULLAH
TRI AMI RAHMAN


SMP NEGERI 5 GORONTALO
JALAN SULTAN HASANUDIN NO. 22 KEL. BIAWAO KEC. KOTA SELATAN KOTA GORONTALO
PROVINSI GORONTALO TAHUN 2019

 

ABSTRAK

Pekarangan sempit seharusnya bisa dimanfaatkan secara maksimal dengan menggunakan jerigen bekas sebagai pot wadah tanam. Sehingga perlu ada desain khusus  agar pot jerigen bekas bisa bermanfaat secara maksimal.

Tujuan penelitian adalah untuk memaksimalkan pemanfaatan jerigen bekas menjadi pot wadah tanam. Desain penelitian menggunakan penelitian eksperimen sederhana. Peneliti akan melakukan uji coba penanaman pada pot jerigen bekas yang didesain sendiri. Waktu pelaksanaan penelitian selama 3 minggu yaitu mulai pada tanggal 24 Mei – 17 Juni 2019. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dan di rumah peneliti Langkah-langkah pembuatan pot jerigen bekas yaitu menyiapkan jerigen bekas ukuran 5 liter, memotong pipa menjadi kecil-kecil ukuran 3 cm, membuat pola pada jerigen yang disesuaikan dengan ukuran jerigen yang dipakai, membuat irisan pada jerigen mengikuti pola yang sudah dibuat, mengecat jerigen agar terlihat indah, dan terakhir memasukan potongan pipa kecil ke dalam irisan pada jerigen.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pot jerigen bekas bisa dimanfaatkan secara maksimal. Untuk satu jerigen bekas bisa diperolah 12 – 18 lubang tanam. Sehingga untuk pekarangan luas 1 meter persegi bisa menampung 25 pot jerigen bekas dengan 300 lubang tanam. Itu setara dengan menanam pada lahan biasa yang dibuat dalam bentuk bedeng. Setiap bedeng berisi 100 tanaman. Penelitian ini tak memerlukan biaya yang besar sehingga siapa saja bisa membuatnya di rumah.

Kata kunci : Pot, Jerigen Bekas, Pekarangan Sempit

 *

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Pemanfaatan barang-barang bekas menjadi wadah tanam atau pot bukan lagi hal baru dalam masyarakat kita. Hal ini bisa kita temukan pada masyarakat yang tinggal dalam lingkungan perumahan dan berpekarangan sempit. Mereka memanfaatkan pekarangan sempit tersebut dengan ditanami berbagai macam tumbuhan termasuk tanaman untuk keperluan dapur. Berbagai tanaman itu ditanam dengan menggunakan berbagai macam pot. Jenis pot sendiri ada berbagai macam dan model. Jenis pot yang dapat dipakai berupa pot tanah liat, pot plastik, pot porselin, pot semen, pot dari anyaman bambu, dan pot dari barang bekas (Alex, 2014;19).

Dari berbagai jenis pot tersebut, banyak masyarakat khususnya di Gorontalo memilih pot dari barang-barang bekas. Barang bekas menjadi pilihan karena untuk menghemat biaya dibandingkan jika menggunakan pot jenis lainnya. Mengingat saat ini harga beberapa jenis pot sudah lumayan mahal jika hanya untuk sebagai wadah tanam pada pekarangan. Sedangkan pot berbahan barang-barang bekas mudah untuk ditemukan di lingkungan masyarakat.

Pot barang bekas yang biasa untuk digunakan wadah tanam antara lain ban mobil, gelas air mineral, ember, jerigen, tong, dan lain sebagainya. Masyarakat dalam memilih barang-barang bekas yang akan digunakan menjadi wadah tanam biasanya disesuaikan dengan luas pekarangan. Barang bekas yang terlalu besar akan terlalu mencolok jika digunakan sebagai wadah tanam pada pekarangan yang terlalu sempit. Sehingga masyarakat banyak memilih barang bekas yang umumnya berukuran sedang, misalnya jerigen.

Berdasarkan pengamatan peneliti, tanaman yang biasanya ditanam pada jerigen bekas ini adalah tomat ataupun cabai. Tanaman ini dipilih karena bisa membantu kebutuhan mereka khususnya untuk tanaman tersebut. Tanaman cabai dan tomat sendiri harganya kadang cukup tinggi pada waktu-waktu tertentu. Sehingga menanam tanam tersebut dengan memanfaatkan pekarangan sangat membantu mengurangi uang belanja. Selain itu, menurut Alex (2014;13) pemanfaatan pekarangan mengandung nilai pendidikan khususnya anggota keluarga cinta lingkungan, juga pekarangan dapat menjadi laboratorium hidup (Irwan, 2008; Ginting, 2010). Jadi, ada banyak dampak positif bagi masyarakat ketika memanfaatkan pekarangan.

Penggunaan pot jerigen bekas bisa dibuat beberapa model dengan tujuan agar banyak tanaman yang bisa ditanam. Ada yang membagi jerigen menjadi dua bagian sehingga satu jerigen bisa menjadi dua pot jerigen bekas. Ada juga yang membuat lubang pada satu sisi saja. Jumlah lubang yang dibuat maksimal lima lubang. Jika akan ditanami cabai atau tomat, untuk jerigen yang dilubangi bisa menampung lima pohon tanaman. Untuk jerigen yang dibagi menjadi dua, setiap bagian jerigen bisa menampung maksimal dua pohon tanaman. Jadi, pekarangan sempit dengan memanfaatkan jerigen bekas menjadi pot sudah bisa memenuhi beberapa kebutuhan dapur.

Namun, peneliti berpikiran bagaimana jika lahan atau pekarangan yang minimalis mampu menghasilkan hasil yang maksimal. Hasil yang di peroleh dari pekarangan bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi bisa mendapatkan penghasilan dari pekarangan sempitnya. Masyarakat tak harus memiliki lahan yang luas untuk bercocok tanam. Hanya dengan berbekal pekarangan sempit dan pot dari jerigen bekas bisa menambah penghasilan masyarakat.

Berdasarkan ini peneliti akan melakukan sebuah penelitian bagaimana pemanfaatan jerigen bekas menjadi pot khususnya tanaman cabai dengan hasil maksimal pada lahan minimalis.

1.2  Rumusan masalah

-       Bagaimana memaksimalkan pemanfaatan pot jerigen bekas?

1.3  Tujuan Penelitian

-       Untuk memaksimalkan pemanfaatan pot jerigen bekas

1.4  Manfaat Penelitian

  • .      Diri sendiri

Untuk menambah pengetahuan mengenai pemanfaatan pot jerigen bekas dengan hasil tanam maksimal

  •          Sekolah

Sebagai penelitian awal untuk bisa dilanjutkan oleh siswa lain

  • .       Masyarakat

Menjadi percontohan pemanfaatan jerigen bekas menjadi pot dengan hasil maksimal

 **

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1  Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimen sederhana. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan uji coba penanaman cabai pada pot jerigen bekas yang sudah didesain khusus

2.2 Waktu dan Tempat Penelitian

a.    Waktu

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 24 Mei – 17 juni 2019

b.    Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah peneliti

2.3 Alat dan Bahan

1.5  Alat

·    Pisau

·    Kuas

1.6  Bahan

·    Pipa paralon setengah inci

·    Jerigen bekas

·    cat

2.4  Langkah Pembuatan

a. Menyiapkan jerigen bekas ukuran apa saja

b. Memotong pipa menjadi kecil-kecil ukuran 3 cm

c.  Membuat pola pada jerigen yang disesu aikan dengan ukuran jerigen yang dipakai


 

d. Membuat irisan pada jerigen mengikuti pola yang sudah dibuat


 

e. Mengecat jerigen agar terlihat indah


 

f.   Memasukan potongan pipa kecil ke dalam irisan pada jerigen



 ***

BAB III

HASIL PENELITIAN

3.1  Hasil

Pada penelitian ini jerigen yang digunakan peneliti adalah jerigen ukuran 5 liter dan berjumlah 5 pot jerigen bekas. Berdasarkan model yang dibuat, satu jerigen ukuran 5 liter bisa didesain memiliki 12 – 18 lubang tanam. Dari keseluruhan pot jerigen bekas yang dibuat, tiga jerigen bekas didesain 18 lubang tanam dan dua jerigen didesain 12 lubang tanam. Keseluruhan jumlah lubang tanam dari 5 jerigen bekas berjumlah 78. Pipa yang terpakai untuk membuat lima pot jerigen bekas adalah 2 meter.

Tanaman yang diujicobakan pada pot jerigen bekas ini adalah cabai. Tanaman ini dipilih karena tanaman ini banyak dibutuhkan pada kehidupan sehari-hari. Bibit tanaman cabai diperoleh dari persemaian sederhana dari biji bekas memasak.

Pasca penanaman pada pot jerigen bekas pertumbuhan tanaman cabai menunjukan hasil yang baik. Cabai tumbuh dengan normal seperti halnya pada pot biasa atau lahan. Untuk proses perawatannya sama dengan proses perawatan pada media tanam biasa atau lahan. Tentunya harus diwaspadai serangan hama pada tanaman cabai.

 


3.2  Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa sebuah jerigen bekas bisa dimanfaatkan secara maksimal menjadi sebuah kebun sederhana. Ini bisa membantu masyarakat untuk menanggulangi kebutuhan dapur khususnya cabai. Dengan hasil penelitian ini masyarakat juga bisa meningkatkan pendapatannya atau bahkan bisa menciptakan lapangan kerja baru dengan memanfaatkan pekarangan.

Untuk lima pot jerigen bekas dengan 78 lubang tanam atau 78 batang cabai bisa diletakan secara horizontal membutuhan luas pekarangan 100 x 15 cm. sehingga pekarangan seluas 1 meter pesegi mampu menampung 25 pot jerigen bekas desain 12 lubang tanam setiap jerigen mampu menampung cabai sebanyak 300 batang. Jika tanaman dirawat dengan baik agar tidak diserang hama maka hasilnya sangat luar biasa. Masyarakat seperti memiliki lahan yang sangat luas di depan rumah masing-masing.


 ****

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1  SIMPULAN

Berdasarkan penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa

a.    Jerigen bekas bisa menjadi pot dengan hasil yang maksimal

b.    Pot jerigen bekas bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat bahkan bisa mendatangkan penghasilan tambahan

c.     Memanfaatkan barang bekas bisa mengatasi penumpukan barang-barang bekas

 

4.2  SARAN

a.    Pembaca untuk bisa mengembangkan desain pot jerigen bekas pada penelitian ini dengan desain lain yang lebih memaksimalkan hasil tanam.

b.    Pembaca bisa mengganti tanaman yang ditanam dengan tanaman selain cabai.

 *****

DAFTAR PUSTAKA

S, Alex. 2010. Sayuran dalam Pot. Yogyakarta:Pustaka Baru.

OPSI IPA 2019

 

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK PADA TANAH TERHADAP TINGKAT EROSI TANAH

 

NAZLY SITI JULAIHA NAPU 

SMP NEGERI 5 GORONTALO

JALAN SULTAN HASANUDIN NO. 22 KEL. BIAWAO KEC. KOTA SELATAN KOTA GORONTALO

PROVINSI GORONTALO TAHUN 2019

 

ABSTRAK

 

Masalah tanah longsor tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Bahkan beberapa orang hingga ribuan orang di Indonesia sudah merasakan apa dan bagaimana terjadinya bencana longsor tersebut. Tak dapat di bayangkan, Indonesia kehilangan ribuan jiwa akibat dari bencana yang satu ini. Bencana ini disebabkan oleh ulah tangan manusia sendiri berupa penebangan pohon pohon di hutan secara liar, sehingga menyebabkan hutan gundul dan tidak ada lagi yang menyerap air saat hujan turun. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan mengurangi resiko pengikisan tanah saat hujan turun. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan eksperimen sederhana. Penelitian ini melakukan percobaan dengan menggunakan satu bahan utama yaitu “ijuk”. Ijuk adalah bahan yang paling berpengaruh dalam mencegah pengikisan tanah saat tanaman tersebut nanti disiram dengan air. Selain itu, Penyiraman ini dilakukan sebagai pengganti saat hujan turun. Setelah melakukan percobaan hasil yang didapat adalah tanaman yang tanahnya di campuri dengan ijuk menghasilkan air yang lebih jernih dengan pengikisan tanah yang sedikit, sedangkan pada tanaman yang tanahnya tidak dicampur dengan ijuk menghasilkan air yang tidak jernih, diikuti pengikisan tanah yang cukup banyak.

Kata kunci : ijuk, struktur tanah, longsor, kacang hijau.

*

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Tumbuhan adalah salah satu jenis mahkluk hidup yang terdiri dari berbagai jenis dan spesies. Tumbuhan sendiri memiliki dinding sel dan klorofil. Klorofil merupakan zat hijau daun yang berperan pada proses fotosintesis sehingga tumbuhan mampu membuat makanannya sendiri. Di dalam tumbuhan, ada beberapa bagian yang sangat bermanfaat dan cukup dibutuhkan salah satunya ialah akar. Akar adalah bagian pokok di samping batang dan daun bagi tumbuhan yang tumbuh menuju inti bumi kormus. Sifat-sifat akar sebagai berikut.

a.    Menyerap air

b.    Biasanya terdapat di dalam tanah

c.     Arah tumbuh ke pusat bumi atau menuju air

d.    Meninggalkan udara dan cahaya

Seperti yang kita ketahui, tempat hidup yang baik bagi tanaman adalah tanah. Tanah adalah tubuh alam (bumi) yang berasal dari berbagai campuran hasil pelapukan oleh iklim dan terdiri atas komposisi bahan organik dan anorganik yang menyelimuti bumi, sehingga mampu menyediakan air, udara, dan hara bagi tumbuhan.

Dari penjelasan diatas, telah di jelaskan pengertian dan manfaat dari akar tumbuhan dengan tanah. Jika kedua manfaat tersebut di satu padukan, pasti manfaat yang nantinya akan dirasakan akan lebih besar. Salah satunya yaitu dapat mencegah terjadinya bencana bencana yang berasal dari ulah manusia sendiri  

Dalam kehidupan sehari hari, tumbuhan memiliki peran penting di dalamnya, yaitu berperan sebagai penghasil oksigen bagi mahkluk hidup. Namun sering kali, manusia lalai dalam menjaga dan melestarikan tumbuhan, yaitu sering menebangnya untuk kepentingan pembangunan ekonomi seperti pabrik, pertokoan dan sejenisnuya sehingga menyebabkan beberapa spesies tumbuhan hampir punah atau bahkan telah punah. Tidak dapat dibayangkan lagi, akibat kelalaian manusia sendiri menyebabkan dampak negatif terhadap kehidupan mereka sendirI. Dampak dampak yang sering dirasakan masyarakat akibat kegiatan penebangan ini umumnya lebih dirasakan dalam hal tanah. Salah satunya adalah erosi tanah, atau yang kita kenal dalam kehidupan sehari hari yaitu tanah longsor. Erosi adalah peristiwa pindahnya atau tersangkutnya tanah atau bagian bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Pada peristiwa erosi tanah atau bagian bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan tersangkut yang kemudian di endapkan ditempat lain. Pengikisan dan pengangkutan tanah tersebut terjadi oleh media alami, yaitu air dan angin. (arsyad 2010).

Oleh karena itu, penulis ingin membuat suatu penelitian yang dapat menjadi alternatif dalam mencegah erosi tanah dan bencana tanah longsor berupa campuran tanah dari tanaman kacang hijau dengan ijuk. Dari penelitian ini, penulis ingin melihat apakah campuran kedua bahan tersebut dapat dijadikan alternatif dalam menahan air sebagai salah satu pencegahan dari bencana tanah longsor.

      1.2  Rumusan masalah

Bagaimana pengaruh penambahan serat ijuk pada media tanam terhadap tingkat erosi tanah?

      1.3  Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh serat ijuk pada media tanam  terhadap tingkat erosi tanah.

      1.4  Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat kita peroleh dari penelitian ini adalah :

  • Diri sendiri
            Dapat menambah ilmu pengetahuan untuk diri sendiri.

  • Sekolah.

    Sebagai pemahaman bagi siswa

  • Masyarakan. Masyarakat dapat Mengetahui manfaat serat ijuk dalam mengurangi erosi tanah pada media tanam.

**

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Jenis penelitian

                  Jenis penelitian yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah jenis eksperimen sederhana, yaitu metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat.

 

2.2 Tempat dan waktu penelitian

      Tempat  : Smp negeri 5 Gorontalo

      Waktu    : 24 Mei s/d 13 Juni 2019

 

2.3 Pengumpulan data

      Pengumpulan data pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik observasi. Teknik ini digunakan penulis untuk melihat atau mengamati seberapa besar tingkat erosi tanah pada media tanam yang ditambahkan ijuk dan yang tidak di tambahkan ijuk.

 2.4  Alat dan bahan

A.   Alat

1.    Wadah Plastik


Wadah plastik digunakan sebagai tempat menanam tanaman kacang hijau.

2.    Kape

kape digunakan untuk mengaduk dan menanam benih kacang hijau.


3.    Botol aqua.

 Botol aqua digunakan sebagai wadah untuk menyiram tanaman.



4.    Gelas Erlenmeyer

 Gelas Erlenmeyer digunakan sebagai tempat menampung air yang jatuh dari hasil penyiraman kacang hijau.


5.    Corong gelas

Corong gelas diletakakkan di atas gelas erlenmeyer, agar air tidak tumpah.



B.    Bahan

1.    Biji Kacang hijau

Sebagai benih tanaman yang akan ditanamkan pada media tanam sebagai penelitian.



2.    Ijuk

Ijuk ( serat pohon aren ) digunakan sebagai media yang akan dicampurkan dengan tanah agar mengikat dengan akar tanaman.


3.    Tanah

Tanah digunakan sebagai media penanaman benih kacang hijau.



4.    Air

Air digunakan sebagai salah satu media yang berperan dalam pertumbuhan benih kacang hijau dan salah satu media dalam percobaan penelitian.



2.4 Variabel Penelitian

      Variable penelitian adalah kondisi yang telah dimanipulasi atau diobservasi oleh seorang peneliti dalam sebuah penelitiannya.

a.    Variabel Manipulasi ( yang mempengaruhi )

dalam penelitian ini variabel yang mempengaruhi adalah campuran ijuk dengan tanah.

b.    Respon ( yang dipengaruhi )

Dalam penelitian ini variabel yang dipengaruhi adalah tingkat erosi tanah.

    ***

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

  3.1 Hasil

Penulis melakukan ini untuk menjawab rumusan masalah yang berisi “bagaimana pengaruh penambahan serat ijuk pada tanah terhadap tingkat erosi tanah?”. Untuk itu penulis melakukan penelitian ini dengan cara melakukan percobaan, mulai dari proses penanaman tanaman kacang hijau, hingga proses percobaan singkat terhadap kekuatan tanah. Berikut beberapa kegiatan yang dilakukan penulis dalam penelitian yang dilakukan.

a.    Kegiatan 1.

Melakukan proses penanaman kacang hijau, hingga tanaman kacang hijau siap untuk dijadikan media dalam melakukan penelitian. Tidak lupa, saat melakukan proses pembenihan, serat ijuk juga sudah harus dicampurkan dengan tanah agar serat ijuk dapat menyatu dan mengikat dengan akar tanaman.

b.    Kegiatan 2.

Mulai melakukan langkah langkah percobaan

Berikut hasil yang di dapat dari hasil eksperimen.

MEDIA

HASIL PENGAMATAN

 

 

A

( Tanah + ijuk )

Percobaan yang dilakukan pada tanaman yang tanahnya dicampur dengan ijuk, mendapat hasil bahwa air yang keluar dari hasil penyiraman pada tanaman menjadi berwarna nemun terlihat jernih, dan diikuti dengan pengikisan tanah yang terbilang cukup sedikit

 

 

B

( Tanah )

Percobaan yang dilakukan pada tanaman yang tanahnya tidak dicampur dengan ijuk, mendapat hasil bahwa air yang keluar dari hasil penyiraman tanaman menjadi lebih keruh, dan di ikuti dengan pengikisan tanah yang terbilang cukup banyak.

3.2 pembahasan

            Setelah melakukan percobaan, penulis dapat mengetahui bahwa ijuk sangat berpengaruh dalam kejernihan air dan pengikisan tanah. Dengan cara ini tentu kita dapat mengurangi pengikisan tanah saat sedang musim hujan. Mengapa kita memakai serat ijuk? Karena, serat ijuk adalah bahan yang alami dan ramah lingkungan, juga tidak akan merusak tanaman saat ijuk tersebut mengikat dengan akar tanaman. Mengapa memakai tanaman kacang hijau? Karena proses pertumbuhan tanaman kacang hijau terbilang cukup cepat, sehingga hanya memerlukan waktu 2 minggu untuk menunggu melakukan percobaan. Tidak hanya itu, akar yang dimiliki adalah akar tunggang sehingga kuat dalam menahan tanaman.

****

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1  Kesimpulan

Dari penelitian ini, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa:

·         Penyiraman yang dilakukan pada tanaman yang tanahnya dicampur dengan ijuk mendapatkan hasil bahwa air terlihat jernih dan pengikisan tanahnya terbilang cukup sedikit.

·         Sedangkan penyiraman yang dilakukan pada tanaman yang tanahnya tidak dicampur ijuk mendapatkan hasil bahwa air terlihat lebih keruh di karenakan pengikisan tanah yang terbilang cukup banyak.

4.2  Saran

Setelah melakukan penelitian ini, penulis ingin memberikan beberapa saran terhadap para pembaca nanti. Antara lain:

·         Penulis berharap dengan penelitian ini, para pembaca dapat mengembangkannya di lingkungan sekitar mereka.

·         Kemudian, penulis menyarankan setelah membaca karya ilmiah ini, para pembaca mengurangi kegiatan yang dapat menyebabkan tanah longsor.

·         Penulis berharap setelah para pembaca membaca penelitian ini, mereka dapat melakukan hal hal positif yang dapat mengurangi bencana tanah longsor.

*****

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor